Jumat, 12 Agustus 2011

PAK MINTA PAK..TOLONG PAK..LAPAR PAK.

"PAK MINTA PAK..TOLONG PAK..LAPAR PAK.."

oleh Junisra Syam pada 01 Agustus 2011 jam 21:32

Pada suatu seminar tahun 90-an tentang lingkungan hidup, seorang moderatornya adalah doktor teknik berasal dari Afghanistan yang sudah lama hidup mengungsi sambil menyelesaikan studinya di Eropa..

Karena cukup jenuh dengan pengetahuan tentang lingkungan hidup dengan segala tetek-bengeknya, seperti biasanya timbullah keisengan saya untuk menayakan sesuatu di luar konteks seminar pada sang doktor dari Afghanistan ini waktu rehat.

“Heh, ngomong-ngomong Anda sudah belasan tahun di Eropa, mengungsi dan meninggalkan negara Anda, lalu berhasil menyelesaikan study doktor di sini…Kenapa sih negara Anda berperang dan selalu berperang meskipun rezim pemerintah sudah silih berganti.?.”

Dengan senyum singkat khas ala Afghanistan sang doktor berujar pendek; “Kami tidak punya kerja yang lain selain berperang.” Saya terbelalak hampir tak percaya mendengar jawaban singkat itu, tapi seakan memahami ketidakpercayaan saya lalu dia melanjutkan: “Hanya dua penyebab perang yang tidak dapat dipadamkan dan berlarut-larut. Pertama perang karena memang di negara itu tidak ada pekerjaan selain berperang…Kedua perang terjadi kerena ketamakan. Sedangkan perang karena ideolagi atau sebab lainnya akan segera berakhir.

Saya berpura-pura paham sambil berguman; “Mmm, Would you like to explain me…” Lalu dengan cepat si Doktor memotong kalimat saya dan melanjutkan: ”Kamu lihat dan perhatikan seperti Somalia, Ethiopia dan negara-negara lain yang kelaparan, tapi sebenarnya perang mereka itu akibat ketamakan salah satu golongan maka perangnya sangat sulit berhenti, dan pasti perang karena ketamakan akan terus berlangsung sampai kapan pun..”

Mmmm, lebih dari 20 tahun lalu penjelasan singkat sang doktor itu saya dengar, apa yang telah dijelaskan ada benarnya.

Negara yang kerja rakyatnya hanya untuk berperang akan tetap berperang, sementara negara yang rakyatnya kelaparan karena ketamakan, perperangan masih saja berlanjut.

Dan yang paling tidak pernah berhenti adalah peperangan melawan gabungan ketamakan dan hawa nafsu..

Setidaknya sebulan dalam tiap tahun kita lakukan peperangan melawan “gerombolan ketamakan dan hawa nafsu”.

Lalu apakah kita berhasil menang?

Mungkin ada yang mengatakan “BERHASIL”..Lalu apa indikatornya?..

Apakah nafsu-ketamakan sudah terkikis habis?..

Rasanya belum sih, bahkan semakin menjadi-jadi…

Apakah masih pantas kita mengatakan berhasil, sementara ketamakan yang bergerombol menjadi satu dengan kebohongan masal, pembodohan, bahkan kelaparan yang sebenar-benarnya lapar masih sering terjadi pada sahabat, saudara kita sebangsa dan setanah air ini?.

Apakah pantas kita mengucapkan “Minal Aidin Walfaizin” bulan depan??? Tapi masih ada saja gelandangan yang mengetok kaca mobil Anda sambil berujar: “Pak minta pak..lapar pak,,,tolong pak,, lapar pak!!!

Mari berperang melawan ketamakan dan hawa nafsu..!!!

.....Semoga kita BENAR-BENAR MENANG..!!!

kisah nyata dari arab

KISAH NYATA DARI TANAH ARAB.....

Ditengah gemuruhnya kota, ternyata Riyadh menyimpan bayak kisah.
Kota ini menyimpan rahasia yang hanya diperdengarkan kepada telinga dan hati yang mendengar. Tentu saja, Hidayah adalah kehendak NYA dan Hidayah hanya akan diberikan kepada mereka yang mencarinya.

Ada sebuah energi yang luar biasa dari cerita yang kudengar beberapa hari yang lalu dari sahabat Saya mengenal banyak dari mereka, ada beberapa dari Palestina, Bahrain, Jordan, Syiria, Pakistan, India, Srilanka dan kebanyakan dari Mesir dan Saudi Arabia sendiri. Ada beberapa juga dari suku Arab yang tinggal dibenua Afrika. Salah satunya adalah teman dari Negara Sudan, Afrika.

Saya mengenalnya dengan nama Ammar Mustafa, dia salah satu Muslim kulit hitam yang juga kerja di Hotel ini.

Beberapa bulan ini saya tidak lagi melihatnya berkerja.
Biasanya saya melihatnya bekerja bersama pekerja lainnya menggarap proyek bangunan di tengah terik matahari kota Riyadh yang sampai saat ini belum bisa ramah dikulit saya.

Hari itu Ammar tidak terlihat.
Karena penasaran, saya coba tanyakan kepada Iqbal tentang kabarnya.

"Oh kamu tidak tahu?"
Jawabnya balik bertanya, memakai bahasa Ingris khas India yang bercampur dengan logat urdhu yang pekat.

"Iyah beberapa minggu ini dia gak terlihat di Mushola ya?" Jawab saya.

Selepas itu, tanpa saya duga iqbal bercerita panjang lebar tentang Ammar.
Dia menceritakan tentang hidup Ammar yang pedih dari awal hingga akhir, semula saya keheranan melihat matanya yang menerawang jauh. Seperti ingin memanggil kembali sosok teman sekamarnya itu.

Saya mendengarkan dengan seksama.

Ternyata Amar datang ke kota Riyadh ini lima tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2004 lalu.
Ia datang ke Negeri ini dengan tangan kosong, dia nekad pergi meninggalkan keluarganya di Sudan untuk mencari kehidupan di Kota ini. Saudi arabia memang memberikan free visa untuk Negara Negara Arab lainnya termasuk Sudan, jadi ia bisa bebas mencari kerja disini asal punya Pasport dan tiket.

Sayang, kehidupan memang tidak selamanya bersahabat.
Do'a Ammar untuk mendapat kehidupan yang lebih baik di kota ini demi keluarganya ternyata saat itu belum terkabul. Dia bekerja berpindah pindah dengan gaji yang sangat kecil, uang gajinya tidak sanggup untuk membayar apartemen hingga ia tinggal di apartemen teman temannya.

Meski demikian, Ammar tetap gigih mencari pekerjaan.
Ia tetap mencari kesempatan agar bisa mengirim uang untuk keluarganya di Sudan.

Bulan pertama berlalu kering, bulan kedua semakin berat...
Bulan ketiga hingga tahun tahun berikutnya kepedihan Ammar tidak kunjung berakhir..
Waktu bergeser lamban dan berat, telah lima tahun Ammar hidup berpindah pindah di Kota ini. Bekerja dibawah tekanan panas matahari dan suasana Kota yang garang.
Tapi amar tetap bertahan dalam kesabaran.

Kota metropolitan akan lebih parah dari hutan rimba jika kita tidak tahu caranya untuk mendapatkan uang, dihutan bahkan lebih baik. Di hutan kita masih bisa menemukan buah buah, tapi di kota? Kota adalah belantara penderitaan yang akan menjerat siapa saja yang tidak mampu bersaing.

Riyadh adalah ibu kota Saudi Arabia.
Hanya berjarak 7 jam dari Dubai dan 10 Jam jarak tempuh dengan bis menuju Makkah. Dihampir keseluruhan kota ini tidak ada pepohonan untuk berlindung saat panas. Disini hanya terlihat kurma kurma yang berbuah satu kali dalam setahun..

Amar seperti terjerat di belantara Kota ini.
Pulang ke suddan bukan pilihan terbaik, ia sudah melangkah, ia harus membawa perubahan untuk kehidupan keluarganya di negeri Sudan. Itu tekadnya.

Ammar tetap tabah dan tidak berlepas diri dari keluarganya.
Ia tetap mengirimi mereka uang meski sangat sedikit, meski harus ditukar dengan lapar dan haus untuk raganya disini.

Sering ia melewatkan harinya dengan puasa menahan dahaga dan lapar sambil terus melangkah, berikhtiar mencari suap demi suap nasi untuk keluarganya di Sudan.

Tapi Ammar pun Manusia.
Ditahun kelima ini ia tidak tahan lagi menahan malu dengan teman temannya yang ia kenal, sudah lima tahun ia berpindah pindah kerja dan numpang di teman temannya tapi kehidupannya tidak kunjung berubah.

Ia memutuskan untuk pulang ke Sudan.
Tekadnya telah bulat untuk kembali menemui keluarganya, meski dengan tanpa uang yang ia bawa untuk mereka yang menunggunya.

Saat itupun sebenarnya ia tidak memiliki uang, meski sebatas uang untuk tiket pulang.
Ia memaksakan diri menceritakan keinginannya untuk pulang itu kepada teman terdekatnya. Dan salah satu teman baik amar memahaminya ia memberinya sejumlah uang untuk beli satu tiket penerbangan ke Sudan.

Hari itu juga Ammar berpamitan untuk pergi meninggalkan kota ini dengan niat untuk kembali ke keluarganya dan mencari kehidupan di sana saja.

Ia pergi ke sebuah Agen di jalan Olaya- Riyadh, utuk menukar uangnya dengan tiket. Sayang, ternyata semua penerbangan Riyadh-Sudan minggu ini susah didapat karena konflik di Libya, Negara tetangganya. Tiket hanya tersedia untuk kelas executive saja.

Akhirnya ia beli tiket untuk penerbangan minggu berikutnya.
Ia memesan dari saat itu supaya bisa lebih murah. Tiket sudah ditangan, dan jadwal terbang masih minggu depan.

Ammar sedikit kebingungan dengan nasibnya.
Tadi pagi ia tidak sarapan karena sudah tidak sanggup lagi menahan malu sama temannya, siang inipun belum ada celah untuk makan siang. Tapi baginya ini bukan hal pertama. Ia hampir terbiasa dengan kebiasaan itu.

Adzan dzuhur bergema..
Semua Toko Toko, Supermarket, Bank, dan Kantor Pemerintah serentak menutup pintu dan menguncinya. Security Kota berjaga jaga di luar kantor kantor, menunggu hingga waktu Shalat berjamaah selesai.

Ammar tergesa menuju sebuah masjid di pusat kota Riyadh.
Ia mengikatkan tas kosongnya di pinggang, kemudian mengambil wudhu.. memabasahi wajahnya yang hitam legam, mengusap rambutnya yang keriting dengan air.

Lalu ia masuk mesjid. Shalat 2 rakaat untuk menghormati masjid. Ia duduk menunggu mutawwa memulai shalat berjamaah.

Hanya disetiap shalat itulah dia merasakan kesejukan,
Ia merasakan terlepas dari beban Dunia yang menindihnya, hingga hatinya berada dalam ketenangan ditiap menit yang ia lalui.

Shalat telah selesai.
Ammar masih bingung untuk memulai langkah.
Penerbangan masih seminggu lagi.

Ia diam.

Dilihatnya beberapa mushaf al Qur'an yang tersimpan rapi di pilar pilar mesjid yang kokoh itu. Ia mengmbil salah satunya, bibirnya mulai bergetar membaca taawudz dan terus membaca al Qur'an hingga adzan Ashar tiba menyapanya.

Selepas Maghrib ia masih disana.
Beberapa hari berikutnya, Ia memutuskan untuk tinggal disana hingga jadwal penerbangan ke Sudan tiba.

Ammar memang telah terbiasa bangun awal di setiap harinya.
Seperti pagi itu, ia adalah orang pertama yang terbangun di sudut kota itu.
Ammar mengumandangkan suara indahnya memanggil jiwa jiwa untuk shalat, membangunkan seisi kota saat fajar menyingsing menyapa Kota.

Adzannya memang khas.
Hingga bukan sebuah kebetulan juga jika Prince (Putra Raja Saudi) di kota itu juga terpanggil untuk shalat Subuh berjamaah disana.

Adzan itu ia kumandangkan disetiap pagi dalam sisa seminggu terakhirnya di kota Riyadh.
Hingga jadwal penerbanganpun tiba. Ditiket tertulis jadwal penerbangan ke Sudan jam 05:23am, artinya ia harus sudah ada di bandara jam 3 pagi atau 2 jam sebelumnya.

Ammar bangun lebih awal dan pamit kepada pengelola masjid, untuk mencari bis menuju bandara King Abdul Azis Riyadh yang hanya berjarak kurang dari 30 menit dari pusat Kota.

Amar sudah duduk diruang tunggu dibandara,
Penerbangan sepertinya sedikit ditunda, kecemasan mulai meliputinya.
Ia harus pulang kenegerinya tanpa uang sedikitpun, padahal lima tahun ini tidak sebentar, ia sudah berusaha semaksimal mungkin.

Tapi inilah kehidupan, ia memahami bahwa dunia ini hanya persinggahan.
Ia tidak pernah ingin mencemari kedekatannya dengan Penggenggam Alam semesta ini dengan mengeluh. Ia tetap berjalan tertatih memenuhi kewajiban kewajibannya, sebagai Hamba Allah, sebagai Imam dalam keluarga dan ayah buat anak anaknya.

Diantara lamunan kecemasannya, ia dikejutkan oleh suara yang memanggil manggil namanya.
Suara itu datang dari speaker dibandara tersebut, rasa kagetnya belum hilang Ammar dikejutkan lagi oleh sekelompok berbadan tegap yang menghampirinya.

Mereka membawa Ammar ke mobil tanpa basa basi, mereka hanya berkata "Prince memanggilmu".
Ammarpun semakin kaget jika ia ternyata mau dihadapkan dengan Prince. Prince adalah Putra Raja, kerajaan Saudi tidak hanya memiliki satu Prince. Prince dan Princess mereka banyak tersebar hingga ratusan diseluruh jazirah Arab ini. Mereka memilii Palace atau Istana masing masing.

Keheranan dan ketakutan Ammar baru sirna ketika ia sampai di Mesjid tempat ia menginap seminggu terakhir itu, disana pengelola masjid itu menceritakan bahwa Prince merasa kehilangan dengan Adzan fajar yang biasa ia lantunkan.

Setiap kali Ammar adzan prince selalu bangun dan merasa terpanggil..
Hingga ketika adzan itu tidak terdengar, Prince merasa kehilangan. Saat mengetahui bahwa sang Muadzin itu ternyata pulang kenegerinya Prince langsung memerintahkan pihak bandara untuk menunda penerbangan dan segera menjemput Ammar yang saat itu sudah mau terbang untuk kembali ke Negerinya.

Singkat cerita, Ammar sudah berhadapan dengan Prince.
Prince menyambut Ammar dirumahnya, dengan beberapa pertanyaan tentang alasan kenapa ia tergesa pulang ke Sudan.

Amarpun menceritakan bahwa ia sudah lima tahun di Kota Riyadh ini dan tidak mendapatkan kesempatan kerja yang tetap serta gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya.

Prince mengangguk nganguk dan bertanya: "Berapakah gajihmu dalam satu bulan?"
Amar kebingungan, karena gaji yang ia terima tidak pernah tetap. Bahkan sering ia tidak punya gaji sama sekali, bahkan berbulan bulan tanpa gaji dinegeri ini.

Prince memakluminya.
Beliau bertanya lagi: "Berapa gaji paling besar dalam sebulan yang pernah kamu dapati?"

Dahi Ammar berkerut mengingat kembali catatan hitamnya selama lima tahun kebelakang. Ia lalu menjawabnya dengan malu: "Hanya SR 1.400", jawab Ammar.

Prince langsung memerintahkan sekretarisnya untuk menghitung uang.
1.400 Real itu dikali dengan 5 tahun (60 bulan) dan hasilnya adalah SR 84.000 (84 Ribu Real = Rp. 184. 800.000). Saat itu juga bendahara Prince menghitung uang dan menyerahkannya kepada Amar.

Tubuh Amar bergetar melihat keajaiban dihadapannya.

Belum selesai bibirnya mengucapkan Al Hamdalah,
Prince baik itu menghampiri dan memeluknya seraya berkata:
"Aku tahu, cerita tentang keluargamu yang menantimu di Sudan. Pulanglah temui istri dan anakmu dengan uang ini. Lalu kembali lagi setelah 3 bulan. Saya siapkan tiketnya untuk kamu dan keluargamu kembali ke Riyadh. Jadilah Bilall dimasjidku.. dan hiduplah bersama kami di Palace ini"

Ammar tidak tahan lagi menahan air matanya.
Ia tidak terharu dengan jumlah uang itu, uang itu memang sangat besar artinya di negeri Sudan yang miskin. Ammar menangis karena keyakinannya selama ini benar, Allah sungguh sungguh memperhatikannya selama ini, kesabarannya selama lima tahun ini diakhiri dengan cara yang indah.

Ammar tidak usah lagi membayangkan hantaman sinar matahari disiang hari yang mengigit kulitnya. Ammar tidak usah lagi memikirkan kiriman tiap bulan untuk anaknya yang tidak ia ketahui akan ada atau tidak.

Semua berubah dalam sekejap!
Lima tahun itu adalah masa yang lama bagi Ammar.
Tapi masa yang teramat singkat untuk kekuasaan Allah.

Nothing Imposible for Allah,
Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah..

Bumi inipun Milik Allah,..
Alam semesta, Hari ini dan Hari Akhir serta Akhirat berada dalam Kekuasaan Nya.

Inilah buah dari kesabaran dan keikhlasan.
Ini adalah cerita nyata yang tokohnya belum beranjak dari kota ini, saat ini Ammar hidup cukup dengan sebuah rumah di dalam Palace milik Prince. Ia dianugerahi oleh Allah di Dunia ini hidup yang baik, ia menjabat sebagai Muadzin di Masjid Prince Saudi Arabia di pusat kota Riyadh.

Subhanallah...
Seperti itulah buah d
ari kesabaran.

‏"Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya.
Jika kamu mulai berkata sabar itu ada batasnya, itu cukup berarti pribadimu belum mampu menetapi kesabaran karena sabar itu tak ada batasnya. Batas kesabaran itu terletak dideka
t pintu Syurga dalam naungan keridhaan Nya". (NAI)

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar". (Al Fushilat 35)

Allahuakbar!
Maha Benar Allah dengan segala Firman Nya

Las

LAS

Dasar Teori

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.

Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.

Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

2.1. Pembentukan busur listrik proses penyulutan

2.1.1. Pembentukan Busur Listrik

Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda). Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

1. kawat inti

2. selubung elektroda

3. busur listrik

4. pemindahan logam

5. gas pelindung

6. terak

7. kampuh las

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.

Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.

2.1.2. Proses penyulutan

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

2.1.3. MenyalaKan busur listrik

Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.

b. Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.

c. Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.

2.1.4. Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.

Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit seperti pada gambar di bawah ini :

3. Alat dan Bahan

  1. Mesin las listrik
  2. Palu las
  3. Tang
  4. Tang penjepit
  5. Elektroda
  6. Kacamata las listrik
  7. Mistar baja
  8. Penyiku
  9. Stopwatch
  10. Sarung tangan
  11. Sikat besi

4. Cara Kerja

4.1. Persiapan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksa alat utamanya dan semua peralatan bantunya.

b. Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las listrik.

c. Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.

d. Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasang penjepit benda kerja pada benda kerja (bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin las dihidupkan, letak dari penjepit elektroda jangan sampai menempel penjepit logam atau logam induknya.

e. Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan memperhatikan besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang sudah ada.

4.2. Pelaksanaan

(1) Latihan menyalakan busur listrik dan membuat rigi-rigi las serta mengatur panjang busur (jarak antara ujung elektroda ke benda kerja).

a. Bila panjang busur tepat (kurang lebih garis tengah elektroda) dan kecepatan pengelasan yang tepat maka akan menghasilkan bunyi mendesis yang tetap dan halus (tidak meledak-ledak) dengan lebar jalur las sebesar kurang lebih dua kali garis tengah elektroda, karena cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.

Hasilnya rigi-rigi las yang halus dan baik, tembusan las yang baik, dan terak halus dan mengkilat.

b. Bila busur terlalu panjang, maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola (percikan-percikan kecil) dari cairan elektroda.

Hasilnya rigi-rigi las kasar, tembusan las dangkal (melebar), dan percikan teraknya kasar.

c. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, kalau terjadi kontak butiran logam cair yang menyambung elektroda dan logam induknya maka akan terjadi hubungan singkat dan busur akan mati, sehingga elektroda akan menempel kuat pada benda kerja.

(2) Posisi Elektroda

Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan pengalaman yang paling baik hasilnya adalah yang sebagai berikut :

a. Posisi elektroda bersudut 70° -80° dengan arah memanjang las dan bersudut 90° arah melintang las.

b. Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri dengan diameter yang relatif kecil.

c. Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan searah dengan sumbunya secara kontinyu pula.

(3) Gerakan Elektroda.

Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :

a. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.

b. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.

Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak (panjang busur) agar tetap, hal tersebut disebabkan karena busur pada ujungnya mencair terus menerus sehingga mengalami pemendekan.

c. Gerakan ayunan elektroda.

Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.

(4) Pengaruh kecepatan elektroda.

Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus.

a. Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar, kasar dan kuat tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).

b. Jika elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurangnya waktu pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.

c. Jika kecepatan geraknya elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik.

4.3. Kesehatan dan keselamatan kerja

a. Arus Listrik

Bekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :

1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.

2. Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).

b. Nyala Busur Listrik

Busur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.

Yang perlu diperhatikan adalah :

1. Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.

2. Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah denga intensitas yang cukup tinggi.

Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai pelindung mata adalah keharusan.

c. Gas atau Asap Pengelasan

Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.

Englis

SMKN 3 Wajibkan Guru Les Bahasa Inggris

SMKN 3 Batam di Tanjungpiayu mewajibkan guru-gurunya mengikuti les bahasa Inggris. Les diadakan dua kali dalam seminggu agar guru bisa mengajar dengan bahasa Inggris.

”Selain les, untuk membiasakan guru mahir berbahasa Inggris, sekolah menerapkan english day sekali seminggu,” ujar Kepala SMKN 3, Lea Lindrawijaya.

Pada saat English Day, sambung Lea, semua guru dan siswa wajib berbahasa Inggris. Guru juga diminta untuk aktif berbincang dengan siswa terutama saat jam istirahat. ”Sehingga guru dan siswa akan sama-sama terbiasa menggunakan bahasa Inggris,” ungkap Kepala SMKN terbaik se-Kepri ini.

Dia menambahkan, les ini juga akan membantu SMKN 3 bisa dijadikan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Salah satu syarat menjadi SBI adalah empat mata pelajaran wajib diajarkan dengan Bahasa Inggris.

”Kalau murid dan guru tak terbiasa berbahasa Inggris, bagaimana kita bisa mencapai tujuan itu. Kita ingin sekolah cepat maju meski baru berdiri empat tahun silam. Untuk itu, kita harus melakukan persiapan sejak awal,” tambahnya.

Saat ini ia sudah memulai mewajibkan guru mengajar dalam Bahasa Inggris selama dua jam. Ini berlaku untuk semua mata pelajaran, bukan hanya empat mata pelajaran saja. Sehingga semua guru akan bisa mengajar dalam bahasa Inggris ke depannya. Di juga mengimbau guru mengasahnya di rumah.

”Bahasa ini harus terbiasa. Kita tak mungkin pintar berbahasa Inggris kalau sehari-harinya jarang berbicara dalam Bahasa Inggris,” ujarnya. (eja)


Bu Lea

TERBAIK: Lea Lindrawijaya, menjadi wakil Batam dalam pemilihan Kepala Sekolah SMK Terbaik di Kepri bulan Juni nanti.

Mengenal Kepala Sekolah Terbaik Se-Batam

Orangnya sederhana, namun pola kerjanya patut diacungi jempol. Meski perempuan yang harus mengurusi rumah tangga, namun Lea membuktikan ia bisa menjadi pemimpin yang baik dan sanggup memajukan sekolah SMKN 3 Batam. Ia berpikir bukan untuk menyelesaikan kerja sehari saja. Namun ia sudah berpikir lima tahun ke depan. Konsep itulah yang diterapkannya untuk memajukan SMKN 3 Batam yang saat ini dia pimpin.

MARTUNAS – BATAM

Meski sekolah baru itu belum masuk kategori Sekolah Standar Nasional (SSN), namun ia sudah berpikir akan membawakan sekolah itu menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Karena itulah sekolah itu dimasukkan ke dalam aliansi sekolah menuju SBI.

Di Indonesia, ada sekitar 270 sekolah se-Indonesia yang masuk aliansi ini. Yang terdaftar dalam SBI sekitar 190 unit. Lewat aliansi ini, Lea berharap SMKN 3 Batam tersebut bisa jadi SBI. “Kita berusaha mencari langkah cepat untuk memajukan sekolah ini,” jelasnya.

Saat ini, pihaknya terus berbenah untuk memajukan sekolah tersebut. Mulai dari lingkungan, mutu pendidikan, sarana prasarana, termasuk manajemen mutu. Untuk lingkungan, mereka sudah menanam banyak pohon sehingga sekolah itu nampak hijau dan asri.

Banyak perubahan yang dilakukan dalam tiga tahun belakangan ini untuk memenuhi target lima tahun tersebut yang sudah mulai 2008-2011. Lapangan juga sudah di semeninasi dan dipasang paving blok. Gedung-gedung nampak bagus dan penyesuaian warna catnya juga bagus.

“Sarana dan prasarana juga sudah kita benahi perlahan-lahan. Namun kita masih kekuranganlah karena namanya sekolah baru pasti ada kurangnyalah,” tambahnya.

Ibu Yusuf Ayumi Pratama, Rifky Zulfadli dan Muhammad Zakir ini menambahkan, sebagai sekolah baru, mereka harus keras. Sebab, masih banyak yang harus dibenahi. Mereka juga harus menciptakan lulusan yang bermutu dan siap bekerja.

Untuk itu, tahun 2012 nanti, mereka menargetkan harus mendapat sertifikasi mutu pendidikan (ISO 9001 2008). Persiapan SBI terus dilakukan sejalan dengan memajukan sumber daya manusia (SDM) baik siswa dan guru.

Dua kali seminggu, guru-gurunya juga diikutkan pelatihan Bahasa Inggris. Tujuannya, mereka akan mengajar siswanya dalam Bahasa Inggris untuk empat mata pelajaran. Namun saat ini baru dimulai dari administrasi.
“Untuk praktik dalam Bahasa Inggris nanti akan kita mulai setelah guru-gurunya sudah mahir,” jelas istri Ius Rustiana ini.

Semua yang dilakukannya untuk memajukan sekolah itu merupakan nilai-nilai penting dalam mengisi fortopolio untuk menjadikannya kepsek terbaik SMK se-Batam. Wanita kelahiran Kotamogabu Sulawesi 24 Januari 1969 ini menjadi wakil Batam dalam pemilihan kepala sekolah SMK terbaik di Kepri bulan Juni nanti.

Lea sendiri sudah melanglang buana memajukan pendidikan di berbagai kota. Sebelumnya dia mengajar di SMKN 29 Jakarta. Tahun 2004 dia pindah ke Batam dan mengajar di SMK Kartini. Tahun 2005 Lea pindah ke SMKN 1 Batuaji dan langsung menjadi ketua jurusan. Terakhir jabatannya sebagai wakil kepala sekolah bagian humas di SMKN 1 Batuaji.

Tahun 2008 dia diangkat jadi SMKN 3 Batam. Sebagai kepala sekolah baru, dia langsung berhubungan dekat dengan semua guru, pegawai, siswa, warga, orangtua siswa hingga pegawai terendah sekalipun.
“Kebersamaan kami ini menjadi satu kekuatan untuk membangun sekolah ini. Kami bekerja dengan iklas, itu juga jadi power tersendiri. Prestasi yang kami peroleh ini merupakan milik bersama. Mudah-mudahan, ini jadi motivasi untuk guru yang lain,” paparnya.***


SMKN 3 Buka Dua Jurusan Baru

BATAM (TP) - Untuk memperbanyak pilihan jurusan kepada siswa baru, SMKN 3 Batam membuka dua jurusan baru yakni Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Listrik Industri. Saat ini jurusan yang ada yakni Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Pendingin dan Tata Busana.

Lea Lindrawijaya SPd, Kepala Sekolah SMKN 3 Batam mengatakan, saat penerimaan siswa baru (PSB) nanti, mereka hanya menampung masing-masing satu lokal saja. “Yang kita terima hanya 200-an orang saja nanti,” katanya.

Dibukanya jurusan baru ini akan membuat banyak pilihan bagi siswa baru. Selain semua jurusan bisa dimasuki perempuan, mereka juga membuka satu jurusan khusus untuk mereka yakni Tata Busana.

“Jurusan Tata Busana ini kita akan membantu anak-anak di lingkungan ini untuk buka usaha dan mandiri setelah lulus nanti. Jadi mereka tidak membenani orangtuanya lagi. Apalagi kondisi warga di daerah ini kebanyakan kalangan ekonomi menengah ke bawah,” katanya.

Jurusan yang baru dibuka akan menampung bakat siswa nanti. Sebab, mereka bisa mengembangkan bakatnya nanti. Mereka tidak perlu lagi harus mencari sekolah di luar Tanjungpiayu.

“Kalau sudah ada di sini, mereka tak perlu lagi sekolah jauh-jauh. Itu akan memberatkan orangtuanya. Untuk itulah, jurusan baru ini kita buka. Kita juga menerima siswa dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan tahun lalu,” paparnya.

Untuk sementara, sekolah itu belum ada penambahan guru baru meski buka dua jurusan lagi. Mereka masih memanfaatkan guru yang ada. Setelah naik ke Kelas II nanti, mereka baru butuh guru yang lebih spesial di masing-masing bidang studi.

Karena saat masih Kelas I, mata pelajaran yang mereka ajarkan sifatnya masih umum alias belum masuk pelajaran inti. Saat ini, sebanyak 38 orang guru yang mengajar di sana dengan 9 pegawai hingga penjaga sekolah. Lea menegaskan, untuk tiga tahun ke depannya, ia tak akan membuka jurusan baru lagi. Sebab, membuka jurusan baru akan butuh lokal, guru dan ruang praktek.

“Memang masih ada beberapa jurusan lagi yang perlu dibuka seperti autotronik, repair bodi mobil dan lainnya. Namun tiga tahun ke depan nanti, kita tak buka jurusan baru dulu,” tegasnya.

Saat ini, jumlah siswa di sana sebanyak 371 orang. Semua siswa masuk pagi karena jumlah ruang belajar masih mencukupi. Dengan adanya penambahan jurusan baru nanti, mereka akan mengubah rumah dinas guru tempat belajar.

“Ada beberapa rumah dinas guru yang tak ditempati. Dari pada kosong, itulah yang akan kita pakai tempat belajar sehingga kita bisa kontiniu merawat gedung itu,” tambahnya.(mas)


Alat pemungut sampah

pengumpul sampah: Alat pengumpul sampah ciptaan SMKN 3 Tanjungpiayu.

Berawal karena kasihan melihat buruh kasar selalu menyapu jalan raya, membuat Gussaptono, terinspirasi membuat alat pengumpul sampah.

MARTUNAS – Batam

“Saat itu saya lewat dari Mukakuning. Siang itu saya melihat salah seorang pekerja pengumpul sampah di sana. Kasihan harus jalan kaki terus dan menahan panas,” kisah mantan guru SMKN 1 Batuaji ini.

Setibanya di sekolah, apa yang dilihatnya di jalan tersebut masih terus membayanginya. Yang ada dalam benaknya adalah bagaimana membantu para pekerja seperti itu tanpa harus berjalan kaki.

“Mereka itu capek tak hanya karena jalan kaki saja. Mereka juga harus tunduk setiap kali melihat sampah. Kemudian berdiri lagi, jalan kaki, tunduk lagi. Begitulah bertahun-tahun. Makanya saya berpikir bagaimana agar pekerjaan mereka lebih mudah,” katanya menjelaskan.

Ia kemudian mengambil buku dan membuat sketsa sebuah sepeda yang bisa menyedot sampah sambil berjalan. Setekah dibuat sketsa, kemudian digambar ulang dan ukurannya juga ditentukan.

Saat itu, ia sedikit terkendala dengan cara kerja penghisap sampah ini karena tanpa motor (seperti dinamo). Ia merancang bagaimana agar alat tersebut tak menggunakan BBM namun manfaatnya besar.

Kemudian dia merancang sebuah alat penghisap sampah dengan cara diputar. Sepeda pun disulap sebagai alat utama alat itu. Di bagian samping sepeda disambungkan sebuah kotak sampah. Kemudian alat pemutar diletakkan di atas kotak itu dan sumbunya terhubung hingga ke alat pengais sampai di bagian dasar.

“Prinsip kerjanya, tangan kiri memutar sumbu ini sambil mengayuh sepedanya. Jadi, sambil jalan sampah-sampah sudah dibersihkan. Jika lokasi yang akan dibersihkan luas, tinggal berputar saja. Jadi tidak perlu harus tunduk terus,” paparnya.

Alat ini sudah pernah dipamerkan di BCS saat mengikuti lomba Teknologi Tepat Guna yang digelar Dinas UKM dan Koperasi Kota Batam setahun lalu. Saat itu, alat tersebut berhasil menjadi juara II. Dua tahun sebelumnya, ia juga menciptakan alat isi ulang baterai secara manual.

Alat pemungut sampah rancangannya itu kini sudah masuk gudang. Kondisinya masih bagus meski ada sedikit kerusakan. Alat ini juga sudah pernah dipamerkan pada beberapa lomba di Jawa.
Kembali ke alat pengisi aki baterai, ia merancang alat tersebut karena tersentuh dengan konsisi masyarakat di hinterland. Di sana masih banyak warga yang menggunakan baterai.

“Alat itu cocoknya di pulau-pulau. Sebab, jika mereka hendak mengisi ulang baterainya cukup dengan alat seperti itu. Satu alat saja bisa untuk satu kampung. Tak perlu repot-repot ke kota karena habis di ongkos saja,” tambahnya.

Beberapa prestasi yang diukir Gussaptono membuatnya masuk menjadi guru terbaik SMK se-Batam. Penghargaan itu ia terima beberapa waktu lalu bersamaan dengan Le Lindrawijaya, Kepsek SMK terbaik se-Batam.
Lea sendiri mengaku jasa dan perubahan yang lebih baik sudah banyak dilakuka Gussaptono di sekolah itu.

“Kami senang punya guru seperti bapak ini. Semoga bisa jadi motivasi buat guru-guru lainnya agar sekolah ini makin baik ke depannya,” harapannya.

Gussaptono sendiri merasa apa yang diterimanya dan yang sudah dilakukannya di sekolah itu masih kurang. “Jika memang saya bisa melakukan yang lebih baik lagi, itu akan tetap saya kerjakan. Yang penting bagaimana agar pendidikan di Batam khususnya di sekolah kita ini lebih maju,” jelasnya.***