Jumat, 12 Agustus 2011

PAK MINTA PAK..TOLONG PAK..LAPAR PAK.

"PAK MINTA PAK..TOLONG PAK..LAPAR PAK.."

oleh Junisra Syam pada 01 Agustus 2011 jam 21:32

Pada suatu seminar tahun 90-an tentang lingkungan hidup, seorang moderatornya adalah doktor teknik berasal dari Afghanistan yang sudah lama hidup mengungsi sambil menyelesaikan studinya di Eropa..

Karena cukup jenuh dengan pengetahuan tentang lingkungan hidup dengan segala tetek-bengeknya, seperti biasanya timbullah keisengan saya untuk menayakan sesuatu di luar konteks seminar pada sang doktor dari Afghanistan ini waktu rehat.

“Heh, ngomong-ngomong Anda sudah belasan tahun di Eropa, mengungsi dan meninggalkan negara Anda, lalu berhasil menyelesaikan study doktor di sini…Kenapa sih negara Anda berperang dan selalu berperang meskipun rezim pemerintah sudah silih berganti.?.”

Dengan senyum singkat khas ala Afghanistan sang doktor berujar pendek; “Kami tidak punya kerja yang lain selain berperang.” Saya terbelalak hampir tak percaya mendengar jawaban singkat itu, tapi seakan memahami ketidakpercayaan saya lalu dia melanjutkan: “Hanya dua penyebab perang yang tidak dapat dipadamkan dan berlarut-larut. Pertama perang karena memang di negara itu tidak ada pekerjaan selain berperang…Kedua perang terjadi kerena ketamakan. Sedangkan perang karena ideolagi atau sebab lainnya akan segera berakhir.

Saya berpura-pura paham sambil berguman; “Mmm, Would you like to explain me…” Lalu dengan cepat si Doktor memotong kalimat saya dan melanjutkan: ”Kamu lihat dan perhatikan seperti Somalia, Ethiopia dan negara-negara lain yang kelaparan, tapi sebenarnya perang mereka itu akibat ketamakan salah satu golongan maka perangnya sangat sulit berhenti, dan pasti perang karena ketamakan akan terus berlangsung sampai kapan pun..”

Mmmm, lebih dari 20 tahun lalu penjelasan singkat sang doktor itu saya dengar, apa yang telah dijelaskan ada benarnya.

Negara yang kerja rakyatnya hanya untuk berperang akan tetap berperang, sementara negara yang rakyatnya kelaparan karena ketamakan, perperangan masih saja berlanjut.

Dan yang paling tidak pernah berhenti adalah peperangan melawan gabungan ketamakan dan hawa nafsu..

Setidaknya sebulan dalam tiap tahun kita lakukan peperangan melawan “gerombolan ketamakan dan hawa nafsu”.

Lalu apakah kita berhasil menang?

Mungkin ada yang mengatakan “BERHASIL”..Lalu apa indikatornya?..

Apakah nafsu-ketamakan sudah terkikis habis?..

Rasanya belum sih, bahkan semakin menjadi-jadi…

Apakah masih pantas kita mengatakan berhasil, sementara ketamakan yang bergerombol menjadi satu dengan kebohongan masal, pembodohan, bahkan kelaparan yang sebenar-benarnya lapar masih sering terjadi pada sahabat, saudara kita sebangsa dan setanah air ini?.

Apakah pantas kita mengucapkan “Minal Aidin Walfaizin” bulan depan??? Tapi masih ada saja gelandangan yang mengetok kaca mobil Anda sambil berujar: “Pak minta pak..lapar pak,,,tolong pak,, lapar pak!!!

Mari berperang melawan ketamakan dan hawa nafsu..!!!

.....Semoga kita BENAR-BENAR MENANG..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar